Kerja Sama Tim Yang Solid ( 18+ ) Part 1
Ekspresi Hesti cukup puas dengan keadaan yang bersih dan nyaman. Aku memulai negoisasi harga kamar.
"Bagaimana sesuai dengan harapan ?" tanyaku.
"Wow gede banget ya ini kamar, berapa sebulan mas?" tanya Hesti.
Aku langsung menjawab pertanyaan yang aku tunggu dari tadi,
"1,5jt per bulan." jawabku.
Hesti kaget mendengar harga yang aku tawarkan.
"Hah..., mahal banget, emang ga bisa kurang? Aku dach cocok nich ama kamarnya gimana bisa kurang ya?" Hesti sedikit memohon, karena kelihatanya dia sangat ingin tingggal disana.
aku sangat tegas dalam memberikan harga, karena klo ga kaya gitu aku ga bisa makan.
"Aduh maaf ga bisa kurang!"
"Aku mau ngomong ama yg punya, mungkin aja bisa nawar?"
Aku senyum mendengar perkataaan Hesti. Dia ga tau ni rumah gue yang punya, disangkanya aku hanya pembantu yang ngurus kostan ini.
"Aku yang punya." jawabku dengan dingin
"Maaf kirain anak yang punya, abis imut sich."
Hesti sedikit malu...
Aku menawarkan penawaran yang ga pernah terlintas mungkin sama pemilik kost-kostan dimanapun.
"Gimana klo gini aja di, aku kasih kamu gratis untuk tinggal disini selama satu bulan asal... kamu mau tidur sama aku (ML)!"
FUCK...
Aku spontan mengeluarkan penawaran tersebut, karena sejak pertama Hesti dateng aku sudah tergoda dengan badannya yang langsing, gerak geriknya yang sensual gaya bicaranya yang manja, yang paling utama sich aku lagi pengen ML, hehe...
Hesti terlihat kaget mendengar ajakanku. Dia menatapku penuh dengan tanda tanya serius atau tidak ajakanku tersebut, tapi akhirnya dia menjawab
"Okeh, why not...." Hesti menjawab dengan ringannya.
Giliran aku yang kaget, mendengar jawaban dari Hesti, dadaku sesak karena khayalanku yang sejak tadi penasaran akan bentuk tubuh Hesti yang langsing tanpa busana sama sekali.
Bentuk payu dara yang menggelayut, kehalusan kulitnya yang berwarna coklat eksotis, kaki yang panjang dan jejang sebentar lagi terwujud. Jantungku berdegup keras, dan adik kecilku senat-senut minta dibelai Hesti.
Setelah Hesti menjawab dengan entengnya, aku menghampirinya, tanpa basa-basi langsung aku cium bibirnya yang tipis terbalut lipglos menambah kesexsian dalam berbicara.
Hesti menyambut ciumanku tanpa ada kekakuan layaknya pasangan, kami berciuman saling merangsang, sesekali aku mendengar desahan halus Hesti saat aku meremas payudaranya yang kencang.
"Eehhh.....", erang Hesti kalo aku meremas lembut susunya.
Aku lucuti satu persatu baju yang menempel di tubuh Hesti, demikian sebaliknya sampai kita berdua hanya memakai celana dalam saja.
Sesuai dugaanku, payudara Hesti mengelayut indah ditubuhnya, tidak besar dan tidak kecil bentuknya sehingga apabila dilihat secara telanjang pas dan membuat adik kecilku (JAKAR) cenat cenut pengen dilepas.
Aku mulai menjilati payudara Hesti sesekali aku sedot dengan perlahan, hasilnya eranga Hesti yang membuat semangat untuk terus memainkan lidah ini diatas payudaranya yang kencang.
Setelah aku bosan menjilati susu Hesti, aku mulai menciumi perut Hesti terus dan terus hingga berhenti di selangkangan yang masih tertutup celana dalam seksi.
Hheeemm... baunya khas, aku pelorotkan celana Hesti yang sudah agak lembab entah kenapa aku terdiam melihat memeknya Hesti yang tidak tertutupi bulu satupun, dia memotong habis bulu memeknya hingga membuat indah bentuknya.
Hesti tersenyum keenakan melihat aku yang kebingungan melihat memeknya yang botak.
"Jilatin dong...", pinta Hesti dengan mesra, aku menuruti permintaaanya. Aku jilati dari bawah keatas selangkangan yang berwarna merah jambu itu terus dan terus, disela sela itu aku melihat ekspresi Hesti yang sedang aku jilati memeknya, dia merem melek sambil menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya meremas sprei kasur seperti orang yang sedang menahan sesuatu.
Erangannya semakin memburu seiring jilatan ku yang makin cepat...
"Eeeh... eeehh... eehhhh... eeehhh...", Hesti mengerang keenakan, disatu titik dia melepaskan nafasnya dalam dalam, tak lama kemudian keluar cairan putih dari lubang vaginanya yang berbau khas membuat aku semakin nafsu. Hesti menarikku keatas kasur dan mulai menjilati kepala kontolku yang rasanya seperti kesemutan,iiiih... enak.....
Sesekali dia menyedot semua batang kontolku kedalam mulunya, wow....Hesti melakukannya berulang dan berulang membuatku merasakan enaknya engga ketulungan. Permainan oral sex Hesti seperti pemain bokep yang sering aku tonton sangat profesional.
Setelah Hesti puas memainkan kontolku yang ukuranya standart orang Indonesia, aku bangun dan mulai mempersiapkan tinggal landas dari kontolku yang dari tadi ingin merasakan kehangatan memek Hesti yang tidak tertutupi satu bulupun.
Aku mengelus elus kakinya yang panjang sambil mengegesekan kontolku dimulut vagina Hesti. Tak lama kemudian tangan halus Hesti menggiring kontolku keliang vaginanya.
Kepala kontolku terasa hangat menyentuh bibir memek Hesti, mulanya terasa keset dan susah dimasukan, akibat keuletan kita berdua sedikit sedikit aku gerakan pinggangku sambil diarahkan oleh Hesti sehingga kepala kontolku sudah masuk seluruhnya.
"Eeeehh...", Hesti mengerang enak merasakan kepala kontolku mulai keluar masuk di liang memeknya, aku mengerakan pinggangku kebelakang dan kedepan berulang ulang disatu titik ketidak sabaranku muncul ingin memasukan semua batang kontolku keliang memek Hesti yang masih sempit dan keset.
Aku berhitung dalam hati.. 1.. 2... 3...
Kumasukan semua batang kontolku tanpa sepengetahuan Hesti. Hesti mengerang keras keenakan...
"eeeehhh...., shhhh.... aahhhh....", terasa cairan menyelimuti kepala kontolku hingga kebatangnya, hangat dan sedikit loncer tapi tetep masih sempit tak lama kemudian aku mulai merasakan gesekan memek dan kontolku mulai membuat ku merinding dan tak lama kemudian aku mencapai klimak...
"Ahhhhuuuuh...", permainan yang cantik kami mencapai klimak tidak berjauhan.
"Uuhuh.." kita saling menatap dan saling berpelukan hingga tertidur pulas.
Berita Lainnya
Post a Comment